Story 2, Tomoaki Tsukasa

" terima kasih , Tsukasa.. " aku memberikan senyum bahagiaku padanya. aku ingin dia tahu bahwa aku sangat senang dia berada di sisiku.
Tsukasa terdiam sebentar, lalu memalingkan wajahnya dariku. tapi percuma saja, aku bisa melihat semburat merah di pipinya, hehe. apa aku membuatnya salah tingkah?
" kamu belum makan ?! " tanya tsukasa tiba - tiba. dia menatap lama piring yang masih berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya.
aku hanya mengangguk pelan. Tsukasa selalu menyuruhku makan tepat waktu. namun, aku terlalu bosan dengan makanan rumah sakit yang rasanya selalu hambar di lidahku. kalau sudah begini, Tsukasa pasti melapor pada suster penanggung jawab.
" makan sekarang, oke?" bujuk Cowok itu lembut. dia menyerahkan piring berisi makan siangku itu.
aku menggeleng. " maaf Tsukasa, tapi makanan rumah sakit rasanya hambar. aku gak suka. "
Tsukasa tidak memaksaku. dia mengalah dan menaruh piring itu kembali ke meja. lalu, dia berjalan menuju pintu.
" mau kemana? kamu mau pulang? " tanya ku berusaha menghentikanya.
" tunggulah. aku akan beli makanan lain untukmu. "

Ckrek.
pintu ditutup olehnya.
aku hanya tersenyum kecil. Tsukasa memang keras kepala. cowok yang berumur sama denganku itu juga tak mau kalah. dia selalu bertanggung jawab atas apa yang harus dia lakukan.blogger-emoticon.blogspot.com

0 comments: